Dony
adalah anak kelas 2 SMP yang manja. Segala keinginannya harus
terpenuhi, jika tidak ia akan melakukan berbagai macam cara agar
keinginannya terpenuhi. Dony sebenarnya anak yang baik, namun
ambisinya untuk berpenampilan layaknya orang kaya telah mempengaruhi
kehidupannya.
Keluarga
Dony adalah keluarga yang sederhana, karena ia hanya anak tunggal,
apapun keinginan Dony, Ayah dan Ibunya selalu memenuhi keinginannya.
Banyak hal yang dilakukan orang tuanya lakukan untuk memenuhi
permintaan Dony, mulai dari Kerja lembur, Mencuci cucian tetangga,
menjual barang rumah, bahkan menjual tanah warisan dari kakek Dony.
Pernah sesekali, Dony ingin makan makanan yang mewah, lalu orang
tuanya hari itu tidak makan sama sekali, karena uang belanja untuk
hari itu sudah di gunakan untuk membeli makanan mewah yang sudah
dikehendaki Dony.
Disekolah
juga sama, ia selalu pilih – pilih dalam mencari teman. Orang yang
sederhana dan mskin tidak ia ajak untuk berteman. Dan ia hanya
berteman dengan orang yang kaya-kaya. Itu karena Dony bercerita
kepada teman – temannya bahwa dia adalah orang kaya, dan orang
tuanya adalah seoang pengusaha. Ia bisa berbicara begitu, karena
memang penampilan Dony seeperti orang kaya sungguhan. Setiap Minggu
selalu bergonta-ganti sepatu yang bermerk,lalu ia punya handphone
Blackberry dan Android, pakaiannya selalu bersih dan wangi, bahkan
sepeda yang ia gunakan untuk bersekolah termasuk dalam sepeda yang
mahal. Dan karena Dony sangat mementingkan penampilannya, ia sekarang
menjadi anak yang kurang pintar di kelasnya, padahal awalnya di
Sekolah Dasar di luar kota, ia selalu mendapatkan peringkat 3 besar
dikelasnya.
Pada
suatu hari teman – teman Dony ingin main ke rumah Dony, tetapi Dony
menolaknya, takut rahasianya terbongkar. Kemudian ia mencari alasan,
ia bilang pada teman-temannya bahwa rumahnya sedang di renofasi. Lalu
sepulang sekolah, Vincet salah satu teman Dony melihat orang mirip
Dony masuk ke dalam sebuah gang yang agak kumuh. Namun ia langsung
pulang dan menghiraukannya.
Hari
berikutnya, Vincent bercerita kepada teman – temannya, di situ juga
ada Dony, “ Eh.. masak kemarin aku liat orang kaya kamu masik gang
yang ada di deket pasar itu? Hahaha”.
“Betul,
Don?”, sahut Raffi teman Dony yang lain.
“Emm..
masak? Enggak kok, aku kemarinlangsung pulang ke rumah. Masak aku
masuk gang dekil? Halloo.. kalian lipa? Aku kan anak seorang
pengusaha mana mungkin aku pulang kerumah masuk lewat gang dekil itu,
itu kan perumahan orang – orang nggak punya Duit!”, elak Dony.
“oohhh..
gitu, mungkin kamu memang salah orang kali Vin?”, Tanya Abeng yang
juga salah seorang temannya, “tapi, jangan sebut orang yang lebih
rendah derajatnya dari kita seenaknnya gito dong Don”, jelasnya.
“Iya
iya, maaf”, jawab Dony
Gang
kecil dan dekil yang di sebut Dony, sebenarnya memang gang tempat
dimana Dony tinggal. Tetapi sekali lagi Dony berhasil mengelabuhi
teman – temannya untuk menjadi orang kaya gadungan.
Sepulang
sekolah, acara berkumpul di pindah di tempatnya Vincent.pada saat
mereka sedang belajar di teras rumah, Ia melihat ibu – ibu
berjualan gorengan. Kemudian Abeng memanggil ibu – ibu itu untuk
memebeli gorengannya.
“Buk…buk…,
beli gorengannya buk ! “, kata Abeng.
“Iya,
wah baru belajar ya Mas, yang pinter ya belajarnya !”,kata ibu itu.
Ibu
itu bertanya kepada Abeng sambil memberikan gorengannya,” Mas,
bukannya itu sepeda milik Dony, ya?”.
“Kok
ibu tahu? Ibu kenal Dony ya???”, Tanya Abeng
“ Dia
itu…..”.
“ Woi,Beng
lama sekali kau ! !”, potong Dony.
“Iya,
iya sabar”, jawab Abeng,”udah dulu ya buk, saya masuk dulu”.
Kemudian
Abeng masuk, dan membagi-bagikan gorengannya. Lalu Abeng ingat, “
Eh, Don, sepertinya ibu-ibu penjual gorengan tadi kenal kamu deh.?”.
“ Ah,
masak? Paling bekas pembantu aku.!”, jawab Dony, yang sebenarnya
mengetahui sesuatu. Bahwa orang yang berjualan gorengan tadi adalah
ibunya.
Setelah
belajar bersama selesai, Dony langsung pulang karena hari keburu
sore, tetapi tidak di sangka ternyata Abeng mengetahui ada yang aneh
dari Dony, oleh sebab itu Abeng mengikuti Dony. Ternyata betul rumah
Dony berada di daerah gang yang dibilang dekil itu. Lalu Dony
berhenti di sebuah Rumah, lalu Abeng menghampirinya.
“Don?”,
Tanya Abeng
“Ab..Abeng?
ngapain kamu disini?” Tanya Doni ketakutan.
“ini…”
“Rumah
kamu, ya kan?”
“Beb..bukan
kok.!”
“Nggak
usah bohong, Don. Nggak papa kok, aku cuma nggak suka kamu yang nggak
jujur sama kita - kita”.
“Iya,
maafin aku ya Beng ?’’
“iya,
nggak papa kok, santai aja,kita kan sahabat”
Kemudian
Abeng dibawa masuk ke rumah, di perkenalkan ke ayah dan ibunya. Lalu
Dony menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah Abeng pulang,
Dony menangis, dan ia meminta maaf kepada ayah dan ibunya.
Keesokan
harinya, teman – teman Dony mengetahui bahwa ia memang bukan dari
keluarga yang kaya, seperti yang sudah ia ceritakan sebelumnya. Dan
ia dan temannya tetap berteman seperti sebelumnya. Kebetulan besok
adalah hari Minggu, dan besok adalah ulang tahun Dony. Maka besok ia
akan mengundang beberapa temannya untuk dating kerumahnya untuk pesta
kecil - kecilan.
Sesampainya
di rumah, ia meminta sesuatu dengan sopan kepada ayahnya, ”ayah,
besok adalah hari ulang tahunku, boleh nggak aku minta sesuatu?”.
“Apa,
nak?”, Tanya ayah.
“Aku
minta kue ulang tahun, tetap yang sederhana saja ya,Yah?”
“Ya,
nanti ayah akan telpon toko roti langganan ayah dulu”. Jawab sang
ayah.
“terima
kasih ya, Yah!”, sambil memeluk sang Ayah.
Pagi
harinya, sang ayah menggunakan motor buntutnya,ingin mengambil kue
ulang tahun yang telah ia pesan. Tidak lam kemudian, teman – teman
yang di undang dalam acara ulang tahun Dony pun datang. Dengan
membawa hadiah, mereka mengucapkan selamat ulaang tahun kepada Dony.
“Ayah
kok lama sekali ya, Buk?”, Tanya Dony kepada ibunya.
“Sebentar
lagi pulang Nak”, jawab sang ibu.
“tok…tok…tok…”
“itu
pasti ayah!!”, jawab Dony sambil berlari dan membuka Pintu.
“Selamat
Pagi, apa betul ini rumah Bapak Muryadi”, Tanya sang bapak.
“Iya,
betul. Bapak siapa? Dan Ada apa Pak?” Tanya Bapak itu.
“saya
dari kepolisian memeberitahukan, bahwa tadi pagi bapak Muryadi
mengalami kecelakaan lalu lintas, kepalanya terbentur trotoar, dan
Bapak Muryadi meninggal dunia. Dan saat ini jenazahnya sedang
diotopsi di Rumah Sakit”, jelas pak polisi.
Seketika
itu juga Dony langsung ke tempat ibunya, memeluk sambil menangis. Di
hari ulang tahunnya ia mendapatkan hadiah yangtidak terlupakan. Yaitu
kematian sang ayah tercinta.
THANK YOU DAD